Article Detail

Apakah Belajar Harus di Dalam Kelas?

Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap manusia membutuhkan  belajar sebagai proses usaha untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara menyeluruh sebagai hasil pengalamannya sendiri di dalam interaksinya dengan lingkungan.

Tanpa belajar, seseorang tidak mungkin dapat mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. Tanpa belajar, seseorang juga sulit menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan belajar seseorang akan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang semuanya itu dapat berguna bagi dirinya maupun sesama  dalam kehidupan bermasyarakat. 

 

Bagaimana kegiatan belajar di SD Tarakanita Citra Raya di minggu ini?

Senin, 19 Februari 2024, pagi ini cuaca cerah. Matahari muncul sempurna dan memberikan vitamin D untuk kita semua. Terima kasih, Tuhan. Hore! Kita sangat bersyukur atas berkat Tuhan ini. Tuhan telah memberikan hari baru dan kesempatan  kepada untuk memulai belajar di minggu ini.

Kring, kring! Pukul 07.10 WIB bel sekolah berdering sebagai tanda kegiatan belajar segera dimulai. Peserta didik berbaris rapi dan  tertib di depan kelas masing – masing. Persiapan untuk kegiatan belajar di awal minggu ini kelas 1 – 5 adalah sosialisasi kegiatan outbound 2024 ke Kampung Wisata Cinangneng. Sementara

Kelas 6 sebagai tingkat akhir di SD sebelum naik ke kelas 7 pasti akan mengikuti Ujian Sekolah ( US ) ataupun ujian akhir. Nah, sebelum melakukan ujian perlu adanya latihan, maka mulai  Senin – Rabu, 19 – 21 Februari 2024 jam pelajaran 1 – 3 digunakan untuk tryout untuk mata pelajaran Matematika, IPA dan Bahasa Indonesia.

Apakah belajar harus di dalam kelas?

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) telah menjadi agenda tahunan sekolah-sekolah Tarakanita. Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati setiap tanggal 21 Februari untuk mengenang peristiwa Leuwigajah. Tepat pada tanggal 21 Februari 2005 lalu, terjadi peristiwa Leuwigajah, sampah menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa sebanyak 157 jiwa.
Peristiwa tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya, 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilumus dan Pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah.
Tragedi Leuwigajah inilah yang melatarbelakangi lahirnya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi.

Bagaimana perayaan Hari Peduli Sampah Nasional 2024 oleh Sekolah Tarakanita secara nasional?

Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Sedunia, Yayasan Tarakanita  menyelenggarakan gerakan nasional pembuatan eco enzyme oleh seluruh peserta didik Tarakanita. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, serta memberikan edukasi tentant cara mengolah sampah organik menjadi eco enzyme yang memiliki banyak manfaat.

Adapun kegiatannya akan dilaksanakan secara serentak pada hari Rabu, 21 Februari 2024. Perlengkapan yang perlu disiapkan oleh peserta didik sebagai berikut:

Pertama, kulit buah-buahan. Peserta didik membawa lima macam buah dengan varian bebas, kecuali kulit nanas, manggis, duku, salak, dan durian. Setiap eserta didik kelas 1-2 membawa sebanyak 300 gram kulit buah. Setiap peserta didik kelas 3-6 membawa sebanyak 600 gram. Kulit buah-buahan yang dibawa sudah dicuci, dipotong kecil-kecil, dan ditimbang dari rumah.  

Kedua, toples plastik ulir dengan tutup lebar. Setiap peserta didik kelas 1-2 membawa toples minimal ukuran 2 liter. Setiap peserta didik kelas 3-6 membawa toples minimal ukuran 4 liter. Adapun molase disediakan dari sekolah.

Pembelajaran yang tak kalah seru dan menarik juga dialami oleh peserta didik kelas 5.  Pada hari Jumat, 23 Februari 2024 mereka belajar di Kampung Wisata Cinangneng.  Kampung Wisata Cinangneng adalah sebuah destinasi wisata edukasi yang terletak di Desa Cinangneng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kampung Wisata Cinangneng  ini menawarkan berbagai macam kegiatan edukasi yang berkaitan dengan kehidupan pedesaan, seperti menanam padi, memandikan kerbau, menjernihkan air, membuat kue kembang goyang, mengolah sampah kertas. Merka juga belajar seni dan budaya tradisional seperti membuat wayang dari daun singkong, bermain gamelan, mengecat caping, menari sunda, mengenal pakaian tradisional Jawa Barat.  Semoga mereka bisa mengambil pembelajaran dari kegiatan di Kampung Wisata Cinangneng untuk perkembangan pribadi dan ketrampilan mereka.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment