Article Detail
Menghargai Cipta Karya Budaya dengan Festival Literasi
“Selamat pagi, Pak! Selamat pagi, Bu!” sapa anak – anak yang berjalan di hall menggendong tas sambil tersenyum. Beberapa anak ada yang berjalan
lambat, ada yang cepat, ada pula yang setengah berlari. Mereka bergegas menuju
ke kelas masing – masing, sambil menyapa Bapak, Ibu Guru, dan tim 4S (Senyum, Salam, Sapa, dan Sopan).
Bapak, Ibu Guru, dan peserta didik yang tergabung dalam tim 4S sudah siap menyambut dengan penuh senyum dan
keramahtamahan. Ada kalanya, Bapak dan Ibu Guru meminta beberapa anak agar berhenti sejenak untuk merapikan baju mereka yang berbeda dari biasanya.
O, rupanya, ada yang istimewa
untuk pakaian hari ini. Mereka
mengenakan pakaian beragam motif batik dengan bawahan rok untuk putri dan celana putih untuk putra. Sungguh perpaduan yang serasi. Ada apa ini? Mengapa mengenakan baju batik?
Pagi ini, Senin (30/10) adalah hari yang istimewa. Peserta Didik SD Tarakanita Citra Raya bersiap untuk mengikuti penutupan bulan Rosario, perayaan HPS (Hari Pangan
Sedunia), Hari Sumpah Pemuda, dan
Bulan Bahasa.
Tepat pukul 07.15 WIB bel berbunyi. Peserta didik segera berbaris rapi di selasar kelas masing-masing. Dari
pengeras suara, Ibu Paulina Dwi
Yunita Widiyarti, S. Pd. selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan humas
menyampaikan pengumuman tentang kegiatan yang akan
dilakukan hari ini yang diawali dengan doa Rosario di Gereja Santa Odilia.
Pukul 07.30 WIB peserta didik berangkat ke gereja. Satu per satu dengan gembira dan penuh semangat mereka
masuk ke gereja. Tepat pukul 08.00 WIB doa Rosario dimulai. Perwakilan dari setiap paralel kelas mendaraskan 10 doa Salam Maria dalam masing-masing
peristiwa.
Selesai doa Rosario, peserta didik kembali ke sekolah.
Mereka kemudian mengikuti berbagai perlombaan dari pukul 08.45 – 10.30 WIB. Macam lomba yang diselenggarakan adalah mewarnai, story telling, membaca puisi, dan menggambar batik. Semua
jenis lomba itu bertemakan Sumpah Pemuda, Bulan Bahasa, dan HPS.
Ada acara yang tidak kalah seru setelah perlombaan selesai, yaitu makan bersama makanan tradisional. Nah, setiap tingkatan kelas menikmati makanan tradisional yang
berbeda. Sekolah bekerja sama dengan anggota FKKSKM Bintang Kasih SD Tarakanita
Citra Raya untuk menjadi juri perlombaan dan juga menyediakan
beragam makanan tradisonal.
Menu kelas 1 adalah jasuke, kue lumpur, dan lapis. Menu kelas 2 adalah kue lumpur, jasuke, kue lapis, dan kacang rebus. Kelas 3 pun tidak mau
ketinggalan juga. Ada kue kukus, lemper,
lumpur, dan jasuke. Menu kelas 4 adalah gethuk. singkong, dan kentang goreng. Kelas 5 menyajikan
lemper, singkong goreng, dan pisang goreng. Nah, ini dia menu kelas 6. Ada menu jasuke, kue lapis, pisang goreng, kentang goreng.
Teman-teman, rupanya jasuke adalah menu yang mendominasi. Hal ini karena manisnya rasa jagung rebus yang dipadu dengan susu dan taburan keju sungguh menggoda lidah. Bersama orang tua perwakilan masing-masing kelas dan
anggota FKKSKM anak-anak menikmati sajian makanan tradisonal di dalam kelas. Sungguh kebersamaan yang luar biasa.
Kegiatan di dalam kelas usai pukul 11.20 WIB. Tampak ekspresi gembira yang
terpancar dari raut muka mereka. Mereka pulang dengan membawa pembelajaran yang
bermakna untuk hari ini dalam tema “Menghargai Budaya Melalui Literasi:
Mengembangkan Keterampilan Membaca sambil Mencintai Makanan Tradisional dan
Batik”.
-
there are no comments yet