Article Detail

MPLS Penuh Warna: Membentuk Karakter Sejak Hari Pertama

Pagi itu, suasana sekolah tak seperti biasanya. Di tengah udara sejuk dan langit yang cerah, langkah-langkah kecil mulai memasuki gerbang sekolah dengan semangat dan sedikit rasa gugup. Para orang tua tampak menuntun anak-anaknya sambil berbisik pelan, memberi semangat. Di lapangan, bapak-bapak pembantu pelaksana sibuk menyiapkan pengeras suara. Sementara itu, di hall, para guru dan struktural sudah berbaris rapi, menyambut setiap murid dan orang tua dengan senyum tulus yang menenangkan.

Ya, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2025/2026. Sebuah awal, sebuah perjumpaan pertama, dan sebuah langkah menuju masa depan.

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dimulai dengan apel pagi yang dilaksanakan di lapangan basket. Seluruh murid, guru, karyawan, dan FKKSKM berkumpul dalam satu semangat. Dalam sambutannya, Bapak Dominikus Ponco Wibowo, S.Si., Kepala Sekolah, menekankan pentingnya MPLS sebagai ajang perkenalan, tidak hanya dengan teman dan guru, tetapi juga dengan suasana dan nilai-nilai sekolah.

“Gunakan waktu ini untuk berani membuka diri, bertumbuh bersama, dan menyambut hari-hari penuh makna,” pesan beliau.

Selanjutnya perkenalan struktural, para guru, semua karyawan oleh Ibu Anastasia Tutik Ariani, S. Pd. dan FKKSKM oleh Ibu Paulina Dwi Yunita, S. Pd. Setelah itu, para murid diarahkan ke kelas masing-masing untuk mengenal wali kelas, belajar sikap yang baik dan benar ketika menghormat bendera, menyanyikan Mars Tarakanita, dan berdoa bersama. Sebuah awal yang sarat makna.

Hari kedua MPLS, para murid diajak untuk mengenal lebih dalam tentang tata cara memakai seragam, menjaga kebersihan diri, memahami tata tertib sekolah, hingga mengenal lingkungan sekolah yang ramah anak. Mereka juga mulai menyusun “keyakinan kelas”, kesepakatan tentang bagaimana mereka akan belajar dan hidup bersama.

Aku setuju poin kedua yaitu bergaul dan bekerja kelompok dengan baik, tanpa membeda-bedakan, menghindari dari sikap membully, menemani teman yang menyendiri, bermain dengan tidak berlebihan, dan saling memahami.,” ujar seorang Regina murid kelas 6 dengan serius saat diskusi berlangsung.

Murid kelas 1 berkeliling dalam kegiatan school tour untuk mengenal ruang kelas, ruang guru, ruang ekskul, laboratorium IPA, Laboratorium komputer, perpustakaan, ruang UKS, hingga kantin sehat. Sementara itu, murid kelas lainnya mendapatkan materi penting seperti jalur evakuasi, aturan naik-turun tangga, membawa bekal makanan sehat bergizi seimbang, hingga pencegahan perundungan.

Tak hanya itu, mereka juga belajar tentang berbagai pembiasaan unggulan: Galon Kejujuran, Gerakan Makan Habis, 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun), 3 Kata Ajaib (Tolong, Maaf, Terima kasih), Anti Plastik & Sterofoam, hingga perlindungan diri dari sentuhan tidak pantas.

“Wah, lengkap sekali ya. Terbayang karakter seperti apa yang ingin dibentuk sekolah ini!” gumam Bapak Ignatius Sujito, Wali Kelas 3.

MPLS hari keempat diisi dengan pemahaman kurikulum dan penilaian. Murid juga diajak mengenal keteladanan dua tokoh inspiratif: Santo Carolus Borromeus dan Bunda Elisabeth. Di waktu istirahat, mereka menikmati makanan sehat dari rumah, sambil saling bercerita dan berbagi.

Setelahnya adalah kegiatan KPKC (Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan) yang sangat bermakna: murid kelas 4 mencabuti rumput liar yang tumbuh di pot-pot tanaman, murid kelas 5 menanam TOGA (Tanaman Obat Keluaarga) di kebun sekolah, murid kelas 6 membuat lubang biopori.

“Ternyata lebih mudah kalau dikerjakan bareng-bareng ya!” seru Reagen, murid kelas 6, sambil tersenyum puas melihat hasil kerja kelas mereka yang berhasil membuat delapan lubang biopori.

Hari terakhir MPLS diisi dengan refleksi. Para murid mengikuti game evaluasi yang menantang, dilengkapi reward yang memotivasi. Tak berhenti di situ, setiap kelas juga melakukan percobaan sains sederhana. Ini adalah bagian dari nilai “community of research”. Para murid diajak untuk mencoba, mengamati, menganalisis, dan menyimpulkan secara ilmiah, meskipun sederhana.

Sebagai penutup, kelas 3-6 berlatih koor untuk misa awal tahun ajaran dan perayaan HUT sekolah. Lagu-lagu rohani yang mengalun indah menutup kegiatan MPLS dengan penuh harapan.

MPLS tahun ini bukan hanya tentang mengenal gedung sekolah atau hafal aturan, melainkan tentang menyambut masa depan dengan semangat dan karakter. Dalam lima hari, para murid tak hanya dibekali informasi, tetapi juga ditanamkan nilai-nilai kehidupan. Di sekolah ini, setiap langkah kecil adalah bagian dari pembentukan insan yang cerdas, tangguh, berani mencoba, berprestasi, dan berbelarasa.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment