Article Detail

Akhirnya Aku Bisa

“Pak, ini gambar apa sih pak”, tanya Vino pada Pak Paul.

 “Lho..pak Paul juga tidak tahu. Kamu sendiri yang harus mencari tahu, gambar apa itu.Yang penting susunlah potongan – potongan gambar itu. Kalau sudah tersusun baru dilem”, jawab pak Paul.

“Waduh…susah pak”, kata Sony, yang duduk di kursi paling belakang.

“Ayo…waktunya masih banyak. Berusahalah”,kata Pak Paul memberikan motivasi.

Begitulah dinamika  yang terjadi di kelas 3B ketika lomba menyusun puzzle. Mereka merasa kesulitan karena tidak tahu bentuk gambar yang akan disusun. Walaupun begitu, mereka tetap bersemangat.

“Pak…lem saya habis”, kata Sinta.

Pak Paul segera mengambil lem dan diberikan pada Sinta.

“Anak – anak …Siapa yang kehabisan lem”,kata Pak Paul.

Beberapa anak segera tunjuk jari dan Pak Paul menghampiri mereka satu per satu sambil memberikan lem. Untung saja Pak Paul mempunyai banyak persediaan lem. Lem ditaruh di plastik.

Sony masih berusaha keras untuk menyusun potongan – potongan gambar itu. Dia masih mengotak – atik. Kedua tangannya berulangkali mengambil, memasang. Dibolik – balik, dari atas- bawah, kiri – kanan. Raut mukanya mengkerut, kelihatan berpikir keras. Keringat menetes dari rambut kepalanya. Rupanya dia sudah siap dengan sepotong kertas tisu. Tetesan keringatnya, dia lap dengan kertas itu. Dia tidak ingin keringat yang menetes dari rambut kepalanya membasahi potongan – potongan gambar itu.

Entah sudah berapa menit bahkan jam yang dia habiskan untuk menyusun potongan – potongan gambar itu. Saking sulitnya barangkali, atau memang karena dia sendiri yang tidak mampu. Yang jelas teman – teman dia juga belum ada yang selesai. Berarti memang puzllenya yang sulit.

Sony dikenal sebagai anak yang terpandai di kelas. Selain pandai, dia juga hobi bermain game. Maka, rasa – rasanya kok tidak masuk akal bila dia mengalami kesulitan. Apalagi ini cuma menyusun puzzle. Apa sih susahnya?

Menit berganti menit, jam berganti jam. Sampai akhirnya…

“Pak… Aku sudah selesai”,kata Sony setengah berteriak.

“Ya sudah… sini kumpulkan di depan”, jawab Pak Paul.

Dengan wajah berseri – seri, Sony menyerahkan hasil pekerjaannya kepada Pak Paul. Lalu dia meminta izin kepada Pak Paul untuk menonton perlombaan yang lain. Dia ingin menonton lomba menyanyi. Sambil berjalan ke hall Sony berpikir, “Pantang menyerah dalam bekerja dan belajar akan membuahkan hasil yang baik.”

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment